sebuah catatan

Cara Praktis Membuat Godok

BAGI MASYARAKAT Melayu, tentu tidak asing dengan kue satu ini. Bersama ”sahabat karib” goreng pisang, godok merupakan breakfast menyenangkan yang dinikmati masyarakat di kampung-kampung di Riau. Menyantap godok, juga berarti telah tersedia secangkin kopi hitam di atas meja (cangkir biasanya tebuat dari seng, berwarna loreng kehijauan, ukurannya kira-kira setengah hari minum kopi), menenami menyambut hari ini sebelum berangkat dinas, mengunjungi batang-batang karet satu persatu dengan teliti dan keyakinan penuh.

Godok merupakan penganan yang digoreng. Asal mula nama godok, mungkin karena semua bahan yang dibutuhkan digodok menjadi satu (ini baru asumsi), walaupun pada dasarnya setiap kue dan sejenisnya juga melalui proses yang sama: digodok.

telusuri

Kearifan Lokal: Masihkah Menelantarkannya?

tuai… nak padi… dituai…
oi sipuluik nak… dibuek pokan
tuai.. nak sayang amak sayang padi dituai
amak mangai nak sayang, manca’i makan
layang-layang tobang malayalang
kain sasugi nak, pamagau bonio
layang-layang tobang malayang nak sayang
kain sasugi nak oi sayang
pamagau bonio
mo basamo poi ka ladang
mananam padi sayang
mananam bonio...


Potong Rambut. Persiapan sebelum pelaksanaan
Upacara Potong Rambut. 
foto: derichard h. putra/09)
BERNOSTALGIALAH saya menikmati sawah-sawah tak berpadi di kampung saat libur Idul Fitri yang lalu. Seperti membalikan album usang, hayalan saya terhenti pada masa saat sawah-sawah tersebut dulunya dibajak dengan kerbau dan kemudian secara batobo ditanami padi yang diiringi randai, rarak godang, calempong tingkah, dan senyuman malu gadis-gadis perawan disela godaan bujang-bujang kampung. Sayapun teringat sebuah seminar di Universitas Gadja Mada akhir tahun lalu: World Conference on Science, Education and Culture (WISDOM 2010). Secara sengaja atau kebetulan, Universitas Riau merupakan ‘tuan rumah’ pada helat tersebut, sehingga bule-bule pun mencicipi ikan salai, goreng petai, lempuk durian, dan nyanyian pantun batobo di samping berbagai masakan dan hiburan rakyat lainnya.
            Helat internasional tersebut tersebut mengusung tema yang sangat unik: “Kearifan Lokal, Solusi Mengatasi Masalah Dunia”.

telusuri

Fenomenologi dan Hermeneutika: Sebuah Perbandingan

Pendahuluan
Fenomenologi dan hermenutika telah menjadi semakin populer dewasa ini. Keduanya memiliki karakteristik tersendiri dan penggunaannya disesuaikan dengan fenomena dan permasalahan yang hendak diteliti. Jika fenomenologi memberikan atensi lebih besar pada sifat pengalaman yang dihidupkan, sedang hermeneutika berkonsentrasi pada masalah-masalah yang muncul dari interpretasi tekstual. Keduanya membicarakan manusia sebagai realita yang eksistensinya ditentukan oleh kondisi-kondisi fisik dan budaya yang mempengaruhi. Fenomenologi dan hermenutika saling bersentuhan, namun juga mempunyai perbedaan, kekuatan dan kelemahan masing-masing.
Fenomenologi dengan Edmund Husserl-nya mampu “mengusung” menjadi sebuah disiplin ilmu yang berpengaruh dan banyak mempengaruhi filsup-fulsup lain di abad 20, sedangkan hermeneutik, dengan Friedrich  Schleiermacher-nya (dikenal sebagai Bapak Hermeneutika modern), dijadikan banyak peneliti sebagai metode-metode penelitian tidak hanya menguak makna teks tetapi juga interpretasi fenomena sosial.

telusuri

Back to Top