05/15/11

Pantun Batobo, di Zaman yang Berubah

(Catatan pementasan Pantun Batobo di World Conference on Science, Education and Culture—WISDOM 2010 UGM Yogyakarta) 

tuai… nak padi… dituai… 
oi sipuluik nak… dibuek pokan
tuai.. nak sayang amak sayang padi dituai
amak mangai nak sayang, manca’i makan
layang-layang tobang malayalang
kain sasugi nak, pamagau bonio
layang-layang tobang malayang nak sayang
kain sasugi nak oi sayang
pamagau bonio.
mo basamo poi ka ladang
mananam padi sayang
mananam bonio...


(tuai... (nak) padi dituai...
beras pulut (nak) dijadikan makanan 
tuai... (nak sayang, ibu sayang) padi dituai 
Ibu bekerja (nak sayang), mencari makan 
layang-layang (burung sejenis walet—pen) terbang melayang 
kain sasugi (kain yang tenunannya jarang—pen) (anak sayang) 
memagar benih 
mari bersama pergi ke ladang 
menamam padi (sayang) 
menanam benih...)
Pantun BatoboTim Kesenian Universitas Riau Menampilkan
Visualisasi Pantun Batobo di Prince of Songkla 
University Patani Thailand Oktober 2009. Foto: Arza.
TIGA gadis cantik memakai takuluak barembai (kerudung khas Kuantan Singingi-Riau), tampak asik bekerja dan bersenda gurau di tanah garapan yang hendak disemai. Tak berapa lama, saat panas dan keringat membuat mereka gerah, di sudut ladang, tidak jauh dari gadis-gadis itu bekerja, 3 lelaki muda, juga sebaya dengan gadis-gadis tadi, mengitip di balik ilalang tanpa diketahui gadis-gadis itu. Namun “tragedi” mengintip itu hanya sesaat, ketika para gadis itu menoleh, dan mengetahui keberadaan pemuda-pemuda tadi, ‘kekacauan’ pun terjadi...Dulu, saat hari-hari awal bulan Agustus, ketika musim tanam hendak dimulai, menyambut musim penghujan September, pemuda-pemudi kampung, juga beberapa orang dewasa, bergerombolan membentuk kelompok-kelompok kecil sekitar 20-40 orang berkumpul di rumah tuo tobo (ketua kelompok) masing-masing. Sebelum matahari terbit, mereka berjalan dan bujang gadi (remaja putra dan putri) saling berkenalan mencari ‘pasangan’ ketika menyusuri jalan-jalan setapak di pinggir hutan, matahari baru saja kelihatan ketika mereka sampai di ladang tujuan. 

telusuri

Back to Top