05/06/11

Secawan Racun untuk Evily

Kau yakin! Tidak ada lagi
Air mata setelah perpisahan ini…

Apakah aku kekasihmu? Mestinya kau kirim setangkai mawar untukku sebelum pertemuan kita hari ini!
dan aku pun hanya bisa menangisi keputusannya seperti seorang geisha tua tak ada lagi lelaki mendekat, berharap di simpang jalan menuju kontrakkan berdiri lagi volvo biru plat merah, bukan sebuah kehangatan malam atau pagi esoknya aku tak tahu harus makan apa, pun ketika pertemuan dua tahun lalu di kota ini—kami selalu bertemu dan berpisah dikota ini—tak ada arti apa-apa lazimnya sebuah pertemuan yang mengharu biru, bahkan pertemuan itu hanyalah seperti perjumpaan di halte bis kota yang mungkin esoknya sudah lupa, paling tidak ia tak perlu berkata “aku rindu padamu atau “aku sebetulnya sudah lama berharap pertemuan ini” atau mungkin “kamu kok ngak berubah, janggutmu masih tipis dan kumismu selalu saja kau cukur”.


Paling ia hanya akan berguman datar tanpa ekpresi “pasti kamu tak berharap apa-apa denganku” Dan esoknya setelah pertemuan terakhir, ia berkirim pesan lagi tetap tanpa sebuah arti “aku berharap pertemuan itu tidaklah yang terakhir kali, setidaknya harus lebih baik”.


telusuri

Back to Top