05/07/11

Jalan-jalan ke Singapura: Foto-foto




Kota Singapura. Salah satu sudut kota Singapura dilihat dari lambang pariwisata Singapura.
Lambang Pariwisata Singapura. Pada umumnya turis selalu menyempatkan diri untuk berfoto di tempat ini.



Kelapa Muda. Menikmati kelapa muda yang dijajakan pedagang kaki lima warga keturunan India di salah satu sudut di Singapura.
Salah Satu Sudut Jalan di Singapura. Bersih, tertip, dan tidak ada kenderaan roda dua yang melintas.
Foto-foto koleksi pribadi kunjungan ke Singapura, 24-25 Oktober 2009.



Merokok di Singapura. Hati-hati kamera CCTV mengawas 24 jam bagi perokok.




Sejenak bersama kawan-kawan.

Berkunjung ke Kampung Melayu Thailand: Pattani

Berkunjung ke Pattani, seperti berada di kampung-kampung Melayu di Indonesia tahun 80-an. Anak-anak sekolah—memakai rok dalam, kaus kaki selutut, dan mengayuh sepeda ke sekolah. Sangat surialis.
Gerbang Perbatasan Malaysia-Thailand. Ada jurang yang sangat dalam. [foto: rich]
Salah satu sudut jalan di Pattani. Tidak berbeda jauh dengan jalan-jalan di Indonesia. [foto: rich]
          Pattani merupakan salah satu provinsi (changwat) di selatan Thailand. Provinsi-provinsi yang bertetangga dengan provinsi ini adalah Narathiwat (Menara), Yala (Jala) dan Songkhla (Senggora). Masyarakat setempat menyebut provinsi mereka dengan Patani Darussalam atau Patani Raya.
           Pattani terletak di Semenanjung Melayu dengan pantai Teluk Thailand di sebelah utara. Di bagian selatan terdapat gunung-gunung dan atraksi turisme seperti taman negara Budo-Sungai Padi yang yang berada di perbatasan provinsi Yala(Jala) dan Narathiwat(Menara). Di sini juga terdapat beberapa tumbuhan yang agak unik seperti palma Bangsoon dan rotan Takathong. Di kawasan perbatasan dengan Songkhla dan Yala pula terdapat sebuah taman rimba yang terkenal dengan gunung terjunnya, Namtok Sai Khao.
Awalnya Pattani merupakan sebuah kerajaan Melayu Islam yang berdaulat, mempunyai kesultanan dan perlembagaan yang tersendiri. Patani adalah sebagian dari 'Tanah Melayu'. Namun pada pertengahan abad ke-19 Patani telah menjadi korban penaklukan Kerajaan Siam. Pada 1826, penaklukan Siam terhadap Patani mendapat pengakuan Britania Raya.
Dalam usahanya untuk mengokohkan kedudukannya di Pattani, pada tahun 1902 Kerajaan Siam melaksanakan undang-Undang Thesaphiban.
Asrama mahasiswa Prince of Songkla University Pattani Thailand. [foto: zuk]
           Dengan itu, sistem pemerintahan kesultanan Melayu telah dihapuskan. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Bangkok pada tahun 1909, Pattani telah diakui oleh Britania sebagai bagian dari jajahan Siam walaupun tanpa mempertimbangkan keinginan penduduk asli Melayu Patani.
Sejak penghapusan pemerintahan Kesultanan Melayu Pattani, masyarakat Melayu-Pattani berada dalam posisi tertekan dan lemah. Penduduk Melayu telah menjadi korban sebuah pemerintahan yang tidak diperintah dengan baik. Justru akibat pemaksaan inilah kekacauan sering terjadi di Pattani.
Pattani merupakan salah satu daripada empat provinsi Thailand yang mempunyai mayoritas penduduk beragama Islam (80%). Nama Pattani berasal dari dua perkataan Bahasa Melayu logat setempat yaitu "Pata" ("Pantai") dan "Ni" ("Ini"). Sebagai salah satu wilayah baru yang terbentuk dari Negara Patani awal, demografinya tidak jauh berbeda dengan provinsi-provinsi mayoritas Melayu Islam yang lain seperti Narathiwat (Menara), Yala(Jala), Satun(Sentul) dan Songkhla (Senggora).
Al-Fattani adalah dari perkataan Bahasa Arab bermaksud kebijaksanaan atau cerdik, karena di situ tempat lahirnya banyak ulama dan cendikiawan berbagai golongan dari tanah Melayu (jawi). Banyak juga yang menjadi ahli tafsir Al-quraan, pengarang kitab bahasa Arab dan bahasa Melayu serta banyak juga yang telah menjadi tenaga pengajar di tanah Arab kebanyakan dari Fattani maka orang-orang Arab menggelar mereka adalah orang Fattani. Fattani merupakan serambi Mekah-nya Thailand yang di gelar Fattani Darulsalam.

Back to Top