BEBERAPA tahun terakhir, Puslitbang Lektur Keagamaan telah meneliti naskah tertulis (manuscripts) keagamaan nusantara. Puluhan ribu naskah dalam berbagai bahasa (Melayu, Arab, Jawa, Sunda, Sasak, Bali Wolio, dan lainnya) berhasil dilacak, baik yang tersimpan di dalam maupun luar negeri. Isi naskah pun bukan hanya tentang kesusastraan, tetapi berkaitan dengan berbagai bidang ilmu seperti agama, sejarah, hukum, adat-istiadat, obat-obatan, teknologi, dan sebagainya. Naskah yang umumnya ditulis sekitar abad ke-18 hingga ke-20 ini, kondisinya masih “terserak” di sejumlah perpustakaan, museum, dan koleksi pribadi masyarakat. Selain itu, kebanyakan naskah sudah rentan dan rusak termakan usia. Kandungan isi naskah yang tidak ternilai harganya itu bisa saja hilang ditelan zaman

Dalam kenyataannya, lembaga ini belum banyak tersedia SDM yang profesional dan terampil dalam melakukan digitalisasi naskah, sekaligus mengelolanya dalam sebuah portal naskah nusantara. Padahal, jika portal naskah itu terwujud, banyak pihak yang dapat memanfaatkannya untuk berbagai penelitian atau kajian-kajian keagamaan.


Peserta workshop pun dibatasi berdasarkan kriteria khusus, sehingga banyak peminat yang terpaksa tidak didaftarkan. Sebagian besar peserta merupakan tim yang sudah tergabung dalam jaringan kemitraan Puslitbang Lektur Keagamaan dalam pernaskahan, antara lain dari Aceh, Pekanbaru, Batam, Padang, Palembang, Banten, Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Mataram, Banjarmasin, Balikpapan, Pontianak, Kendari, dan Makassar.

(5) “Proyek Digitalisasi Naskah-Naskah Jawa Koleksi Yayasan Sastra, Solo” oleh John Paterson, MA (Konsultan Digitalisasi Yayasan Sastra, Solo); (6) “Katalogisasi dan Digitalisasi Naskah Berstandar Internasional” dan “Contoh Proyek Naskah dan Papyrus di Jerman” oleh Dr. Thoralf Hanstein (Koordinator Program Digitalisasi, Leipzig University); (7) “MyCoRe-Database” oleh Ir. Jens Kupferschmidt (ahli informatika dan komputer);


Sebagai hasil dari workshop ini, peserta telah merumuskan sejumlah catatan dan rekomendasi penting. Beberapa catatan tersebut antara lain: (1) Hingga saat ini, manuskrip nusantara masih banyak yang tercecer di masyarakat, kondisi naskah pun sangat rentan dan terancam punah; (2) Peserta sepakat bahwa sikap peduli dalam bentuk pemeliharaan, pelestarian, penelitian, dan pemanfaatan naskah nusantara perlu segera disosialisasikan dan ditindaklanjuti; (3) Di antara cara penyelamatan naskah tersebut, yang paling mungkin dilakukan adalah pembuatan teks-teks digital dengan memanfaatkan teknologi digital; (4) Peserta optimis bahwa masyarakat akademik pasti akan memperoleh keuntungan dari hasil digitalisasi tersebut, sebab mereka akan sangat mudah mengakses dan memanfaatkan oleh siapa saja dan di mana pun; (5) Upaya apa pun terkait akses terhadap naskah, seyogyanya tidak disertai sikap eksploitatif terhadap pemilik naskah; (6) Upaya penyelamatan naskah nusantara masih terbentur oleh keterbatasan dana; (7) Upaya pemeliharaan, pelestarian, penelitian, dan pemanfaatan naskah nusantara tidak mungkin dilakukan sendirian.
Atas dasar itu, peserta merekomendasikan 4 hal pokok, yaitu; (1) Perlu dibuat “payung bersama” yang dapat menjadi pusat informasi berbagai kegiatan pernaskahan di seluruh Indonesia; (2) Perlu political will dari pihak terkait, khususnya instansi pemerintah dalam mendukung program-program pemeliharaan, pelestarian, penelitian, dan pemanfaatan naskah nusantara; (3) Peserta memberikan apresiasi kepada Puslitbang Lektur Keagamaan yang telah memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan pernaskahan; (4) Hendaknya masyarakat pencinta naskah terus berupaya menggali potensi diri yang dapat dikembangkan dalam pemeliharaan, pelestarian, penelitian, dan pemanfaatan naskah nusantara. [teks: kemenag.go.id, foto-foto: derichardhputra]
kegiatan selanjutnya akan dilaksanakan di Sulawesi... mudah2an
BalasHapusMohon dapat diberikan informasi kepada masyarakat akademik lewat perguruan tinggi yang mempunyai kajian ilmu budaya, misalnya saya di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang mempunyai Pustaka Artati yang berisikan koleksi dari Pater Zoet apabila ada even-even seperti ini, sehingga kami bisa ikut serta. terimakasih
BalasHapus@Anastasia. Terimakasih. insha allah akan kami kasih tahu info2 tentang itu... trims.
BalasHapus